Selasa, 26 Maret 2013

Harapan Bangsa Indonesia Pada Bahasa


HARAPAN BANGSA INDONESIA PADA BAHASA

Di Indonesia juga terdapat kebiasaan unik dan menarik memberi slogan atau julukan kepada setiap kota. Ternyata julukan-julukan ini sering tidak mencerminkan kenyataan, tapi ditempelkan pada nama kota dengan harapan akan membawa perkembangan, kemajuan, dan pengaruh yang berarti.
Perhatikan misalnya julukan yang diberikan kepada kota Kudus, yaitu "Kudus Semarak". Bagi orang yang pernah mengunjungi kota jenang itu, mungkin bukan kesemarakan yang lekat di ingatan, tetapi kesemrawutan. Untuk mencerminkan realitas, julukan "Kudus Semrawut" dengan demikian lebih pas. Tentu saja para pejabat Kudus yang mencanangkan julukan semarak bagi kotanya menaruh harapan padanya. Dengan adanya julukan ini, kesemarakan dapat dinanti.
Beberapa kota lain menunjukkan gejala yang sama. Harapan: "Klaten Bersinar". Kenyataan: "Klaten Bersimpang-siur". Harapan: "Karanganyar Tenteram". Kenyataan: "Karanganyar Tegang". Harapan: "Rembang Bangkit". Kenyataan: "Rembang Bangkrut".
Di era pemilihan presiden ini, dapat dipastikan ada beberapa bagian masyarakat yang menyimak nama-nama calon pemimpin. Nama "Megawati" mengandung dua hal yang saling bertentangan. Di satu sisi "Mega" itu julukan atau sifat seorang presiden yang tepat; memang, presiden sesekali perlu bermega-mega. Di pihak lain, kalau terlalu "Mega", apa tidak mungkin beliau sering-sering lupa sama rakyatnya? Ini suatu dilema yang perlu dicari solusinya oleh tim sukses presiden jika mau memenangkan putaran kedua. Di pihak lain, beliau juga diberi nama belakang "Soekarnoputri" yang mengandung harapan begitu besar sampai mau meledak sendiri.
Popularitas "Susilo Bambang Yudhoyono" sudah dibahas dari berbagai sudut di koran-koran dan acara TV akhir-akhir ini. Namun, tak satu pengamat pun yang menyimak bahwa calon presiden ini dikenal dengan singkatan "SBY", yang kira-kira dapat dipastikan sudah diberi makna sendiri oleh masyarakat pemilih. Jadi, jangan heran jika ada yang baca "SBY" seperti "Supaya Bisa Yakin" atau "Sangat Berpihak (pada) Yatim-piatu".
Yang terlihat jelas dari uraian ini ialah bahwa orang Indonesia menaruh harapan besar pada bahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar